teman yang dari tadi raut wajahnya menyiratkan bahwa dia lagi dirundung masalah.
Ga tega juga melihat teman yang blum murung aje dah dikira preman pasar..hihi. Empatiku membuat mulutku refleks berkata padanya:"Keknya lagi
ada masalah nih, apa seeh?, jangan..jangan".
Mulutnya yang dari tadi tertutup rapat mulai bergerak. Raut wajahnya masih
suram walau kulihat ada gerakan dari mulutnya, bicaranya agak pelan tak sedikitpun suara yang terdengar
sampai kukira dia hanya melakukan senam mulut."Ada apa seeh?"
"aku ga mengira mran, awalnya seeh aku menganggap dia pengen jujur
padaku tentang temannya yang sering smsan padanya, aku menganggap
sangat dihargai waktu itu, terus terang saat dia membicarakan
hal itu padaku, menurutku sangat luar biasa waktu itu. Padahal
menurutku biasanya, wanita hanya curhat ke teman wanitanya dibanding ke
pacarnya tentang ini, Dia sangat jujur menurutku"
"Iya seeh, menurutku dia sangat jujur dan menghargaimu, trus yang
membuatmu kusut kek belum mandi berhari-hari apa gus?"
"Waktu di telpon trus dia cerita tentang itu, hati agak bergemuruh juga sih mran, tapi kuredam karena mengingat yang lagi punya masalah saat itu adalah dia. Tapi ketika dia mengatakan sering telpon2an bahkan ketemuan mran....ugh"
"Dalam hati, dasar lu gus, udah tau dapat pacar sakit gitu, masih aje sabar, klo saya mah mending lu putusin aje, masih dalam hati, kaget juga mendengar yang keluar dari mulutku adalah: "Sabar yah gus, saat sekarang, kita mengetahuinya seperti itu adalah anugrah dan petunjuk", agak menggantung tak kulanjutkan kata2ku yang juga tak kumengerti.
"Kok petunjuk seeh mran?"
"Iye, berarti pacar kamu tuh tipe cewe yang gampang jatuh hati, pernah denger ga? Cinta itu bisa datang karena terbiasa, nah karena biasa disms trus telpon2an akhirnya jadi cinta deh. Gimana coba klo kau sudah menikah trus sifat gampang jatuh hatinya itu tak berubah, wah..wah, makanya gw bilang itu adalah petunjuk gus, forget it, She is not the right woman for u."
"Apa iya mran? But u know, u cannot just forget the first love"
Pernyataan retoriknya membuatku terdiam seakan menemukan jalan buntu, dilemanya seakan menegaskan bahwa dia masih menyimpan dalam perasaan sayangnya.
Bermenit-menit kami terdiam. Aku sibuk lagi dengan tugas kantorku yang sangat banyak. Sempat kulirik keadaan temanku tadi, hmm..melow juga, dia lagi nulis2 sesuatu di diarinya.
Kuseruput lagi kopi yang dari tadi kudiamkan dan mulai menghangat.
Neeh nukilan di diarinya tentang perasaanya ni hari..curi lihat waktu dia dah mendengkur dan ketemuan di Ruang rindunya..
K O K
Hanya smsan kok
Awalnya....
Hanya saling mengingatkan kok..
Ngakunya..
Hanya ngobrol doank kok
Jujurnya...
Hanya kusulit melupakannya
Akhirnya...
Dan Hanya ketemuan biasa kok
Sakitku....
Nb: nama gus hanya samaran, saya menulisnya hanya berharap kalo2 yang disinggung temanku itu membaca dan mengetahui perasaan temanku ini.
Baca Selengkapnya..