Langit dan Bumi

Di jaman dahulu kala, langit dan bumi berteman baik. Tak ada hujan yang membanjiri bumi, semuanya pas pada kodrat awalnya (default), tak ada sungai yang kering, danau pun tak berubah menjadi laut karena berlimpah air. Kala itu langit masih bersedia menaungi bumi dari panas menyengat matahari.


Singkat cerita, karena suatu pertengkaranlah yang membuat hubungan mereka menjadi renggang.Pertengkaran memperebutkan hak asuh Adam. Lalu Adam memilih untuk tinggal di bumi. Akhirnya langit pun mengalah, dan bumi pun menjadi pemenangnya.

Matahari dan bulan adalah saksi kedekatan mereka berdua. Dulu bahkan Sampai sekarang, Hampir tidak nampak, matahari masih menangkap malu-malu titik-titik uap yang dikirimkan bumi ke atas. Lalu kadangpula, bulan tersenyum melihat hujan yg masih dikirimkan ke bumi. Ego keduanya menelan rujuk. Yang terekspresi pun hampir, bahkan nyaris tak terbaca, kalau keduanya sebenarnya masih saling menyayangi.

Cuma matahari dan bulan yang tahu, mereka selalu saling mengirimi sesuatu diam-diam.


Baca Selengkapnya..

I hate "What a wonderful world - Rod Stewart"

Siapa yang tidak terhanyut mendengarkan lagu What a wonderful worldnya Rod Stewart?
Beda orang beda selera sih, yang jelas, jika seandainya, Rod Stewart menyanyikan lagu cicak-cicak di dinding pun, saya yakin dan percaya, masih akan tetap nyaman dan enak tuk didengarkan. Jika dibandingkan kalo saya yang nyanyi maksudnya.

Tapi saya bukan pengagum berat Rod Stewart. Bahkan tidak sebiji pun kasetnya nangkring di lemari. (Hehehe...yaeyyalah, masih pake kaset? dah jaman mp3 kale)

Habis sahur, trus mendengarkan lagu ini di alunan musik radio subuh jelang imsak, serasa ingin menegaskan kembali; kenapa saya sangat tidak suka dengan lagu ini.

I see trees of green, red roses too
I see them bloom for me and you
And I think to myself,
what a wonderful world



Mana pohon-pohon yang hijau, apalagi mawar merah?
yang merekah untukku dan untukmu
seandainya kau pernah ke Indonesia, masih kah kau akan
mengatakan; betapa indahnya dunia ini


I see skies of blue and clouds of white
The bright blessed day and the dark sacred night

And I think to myself,
what a w
onderful world

Mana biru angkasa dan putih langit?
Cerah kah? Seandainya saja kau pernah ke Indonesia, dan masih mengatakan; betapa indahnya dunia ini, layak memang tak kumiliki kasetmu. Sama saja kalau kau ketemu dengan orang yang sumbing, lalu kau berkata; Betapa indahnya bibir diciptakan. Marahku memuncak.


The colours of the rainbow, so pretty in the sky
Are also on the faces of people going by

I see friends shakin' hands, sayin' "How do you do?"

They're really saying "I love you"


Pelangi yang indah di antara polusi asap,
inpirasi buat orang-orang yang saling bertemu, hidung dan mulutnya tertutup masker karena asap, sampai ingin mengatakan "I love you".
Apakah karena melihat sampah, lalu kita juga akan terinspirasi tuk mengatakan pada kekasih kita " I miss you". Mungkin saja.


I hear babies cryin', I watch them grow
They'll learn much more than I'll ever know
And I think to myself,
what a wonderful world


Saya mendengar bayi-bayi menangis, dan melihat mereka tumbuh besar.
mereka akan belajar lebih dari yang saya tahu,
Betapa Indahnya dunia ini (tranlate sebenarnya).
Bait yang ini, terus terang, sangat menjengkelkan. Ironi. Sudah tau kesengsaraan mereka, tapi masih berkata " What a wonderful world".


Untuk sekarang ini, saya masih punya alasan untuk tidak menyenangi lagumu Rod. Mungkin 10 tahun atau 20 tahun nanti, tetap. Karena what a wonderfulmu, mimpi. Beautiful bedream.

Baca Selengkapnya..

Andai Pemulung punya Facebook

Sambil memunguti gelas-gelas plastik, sesekali peluh yang memenuhi mukanya diseka dengan kain lengan bajunya yang pink lusuh, entah, atau mungkin warna merah tua yang sudah luntur, bisa jadi.

Hampir setiap saat kutemui orang-orang seperti mereka, dan yang kutahu dari TV, plastik-plastik itu akan ditimbang lalu dijual. Terus didaur ulang untuk dijadikan plastik tapi dalam bentuk yang lain. Akhirnya jadi sampah lagi, terus dipungut kembali oleh mereka. lalu ditimbang, dibeli lalu didaur ulang, begitulah pertama kali saya memahami reinkarnasi, maap. Begitulah pelajaran menurutku, tidak hanya didapat dari sebuah Guru, Bisa jadi dari seorang Sampah, atau dari seekor beringin, atau setangkai cecak atau dari tempat ngawur lainnya.


Yang awalnya berbentuk gelas, setelah melalui proses berliku, lalu jadi piring, ada yang jadi pulpen. Tergantung karmanya, akan mempengaruhi kelahirannya kembali.

Hari yang membosankan, Panas matahari, dehidrasi, apalagi waktu buka yang masih lima jam lebih, kombinasi suasana yang kupikir tidak saling berhubungan sehingga memunculkan ide seperti "Interview with Pemulung".

Telah diniatkan sebelumnya, karena telah mengganggu waktu mencari nafkahnya, setelah Interview, yah..sekedarnya lah.

Singkat cerita, detail Interview tidak dituliskan di sini, demi kepentingan komersil katanya. Agar pemulung yang lain tidak mencontek tips dan triknya dalam mengais plastik yang efisien dan berpenghasilan banyak, termasuk menjualnya di mana, karena menurutnya tempat menjualnya paling banyak memberinya keuntungan perkilo pelastik dibanding tempat-tempat sebelumnya. Hmm..Pemulung aja pake rahasia-rahasiaan dengan saingan bisnisnya. Padahal sudah pake alasan, kalau interview ini bukan dari infotainment.

Masih berumur 37an tahun, Telah memiliki anak tiga, hubungan sama istrinya terbilang complicated. Istrinya menjadi pembantu umum panggilan di sebuah kompleks ternama di makassar. Hampir segala jenis pekerjaan rumah yang malas untuk dilakukan oleh Ibu rumah tangga di kompleks itu dilakukannya. Cuci piring, menyiram tanaman, mencuci baju, baby sister, menyapu halaman. Namun pendapatan istrinya, oleh Erwin, nama pemulung itu, dahulu kala, dihabiskannya untuk mabuk-mabukan dan berjudi.

Oh Erwin, kau membuatku jadi geram, emosi tertahan tak karuan mendengar kisah terkutukmu. "Trus, masih seperti ituki' kah?", lanjutku bertanya penasaran. "Tidakmi, sudah tiga tahunma' tidak seperti itu lagi, anu..sabar sekaliki sebenarnya istriku, mungkin karena rajin sekaliki kuliat solat, padahal satu kalija nategur yang buatka sadar sendiri."

Puluhan umpatan yang siap melonacat keluar dari pintu mulutku, hanya tertelan kembali, karena penasaran dengan proses sadarnya."Nategur bagemanaki?"

Nabilang istriku kira-kira begini,"Pak, tigami anakta, masih kecil-kecil memang, tapi nda menangiski liatki itu anakta setiap hari cuma makan satu kaliji pak, kutauji juga memang nda tauki mau kerja apa, berubahki sedikitmo, tahun depan, Andi (yang paling besar), maumi sekolah pak, tidak berubahki nasibta, klo bukan kita sendiri yang rubahki." Begituji nabilang, sampai biarmi, pungut-pungut pelastikmo, iniji saya bisa.

"Sudahmi pale pak, ini hadiah sekedarnya dari saya, lanjutkanmeki pekerjaanta...maap klo saya gangguki," kurogoh saku depan yang berisi beberapa lembar puluhan yang telah kusiapkan sebelumnya dan kuberikan padanya yang awalnya menolak.

Beberapa hari Ramadahan telah berlalu dan dari sekian banyak ceramah yang tak satu pun isinya nyangkut di otak dan hati ini. Mungkin kepada pemulung hari ini, dari semangat prubahannya dan istrinya yang solehah, saya diperdengarkan Ayat-Nya.

Andai pemulung itu punya Facebook, mungkin di update statusnya akan tertulis "Tidak akan dirubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu yang merubahnya sendiri."

Baca Selengkapnya..

Hmm....pantas

Suatu malam, ketika sedang berjalan sepanjang pantai California, seorang pria menemukan lampu tua yang diletakkan di atas batu. Ketika ia mengambil dan menggosoknya, seorang Jin mendadak muncul.

“Baik, cukup sudah!” bentak Jin itu. “Ini keempat kalinya dalam bulan ini orang menggangguku! Aku begitu marah sampai aku hanya akan memberimu satu permintaan bukannya tiga! Jadi ayolah, ayo! Katakan apa yang kau inginkan, dan jangan membuang waktuku seharian!”


Orang itu berpikir cepat, kemudian berkata, “Yah, aku selalu bermimpi pergi ke Hawaii, tetapi aku takut terbang dan aku cenderung mabuk laut di atas kapal. Bagaimana kalau kau buatkan aku jembatan ke Hawaii? Dengan begitu, aku bisa naik mobil ke sana.”

Jin itu tertawa. “Jembatan ke Hawaii?! Kau pasti bercanda? Bagaimana aku bisa mendapat penyangga yang sampai ke dasar samudera? Itu membutuhkan terlalu banyak baja, dan sangat terlalu banyak beton! Itu sama sekali tidak bisa dilakukan! Pikirkan permintaan lain!”

Kecewa, pria itu berusaha keras untuk memikirkan permintaan lain.

Akhirnya ia berkata, “Baiklah, aku punya keinginan lain. Semua wanita dalam hidupku berkata aku tidak peka. Aku berusaha dan berusaha untuk menyenangkan mereka, tetapi tidak ada yang berhasil. Aku tidak tahu di mana kesalahanku.”

“Satu permintaanku adalah untuk mengerti wanita… tahu bagaimana sebenarnya perasaan mereka ketika mereka membisu padaku… tahu mengapa mereka menangis…tahu apa yang mereka inginkan ketika mereka tidak memberitahu aku apa yang sebenarnya mereka inginkan…aku ingin tahu apa yang membuat mereka benar bahagia.”

Sunyi sejenak, kemudian Jin itu berkata, “Kau mau jembatan ke Hawaii itu berjalur dua atau empat?”

Dari Ketawa.com

Baca Selengkapnya..

15 Detik



“lagi dimana sih chal?, sedetik tanpa suara.. mama dah nungguin sejam di stasiun, mama kan baru datang di kota ini”, suara seraknya menampakkan kegelisahan, suara dari seorang Ibu yang mengapit tas kecil di ketiaknya, sementara HP nya masih menempel di telinga, meninggalkan lagi sejenak dua buah kardus besar bawaannya di tempat duduknya, mencari kamar kecil. 10 detik…hening, menunggu jawaban di ujung telpon.

“tunggu ya bu…. lagi sibuk, Ichal kuliah neeh, setengah jam lagi deh bu yah”, empat detik ichal menjawab singkat telpon dari ibunya. Dengan tenang, digebernya kembali motor yang tadi dimatikannya, mencari suasana hening sebelum mengangkat telpon dari ibunya.

“yang, kita lanjutin date kita yah”, Ichal meninggalkan tempat itu bersama seseorang yang disayangi dan dicintainya lebih daripada seseorang yang lagi menunggunya sejam 15 menit yang lalu di stasiun.

“Cukup 15 menit untuk melahirkan Malinkundang baru di dunia ini”
Baca Selengkapnya..

Semoga



Baru saja matahari tertelan tepi lautan Losari. Angin malam berhembus membelai rambut panjang Gita yang membawa seperdua lusin kotak makanan. “Nasi…nasi”, treak Gita menawarkan nasi kotaknya kepada sepasang muda-mudi yang asyik dengan dunianya, Gita tidak peduli. Yang ada di benaknya adalah bagaimana ini malam ia dan teman-temannya bisa mendapat keuntungan.

Dengan berbekal pengalaman melihat para penjual-penjual di Losari, gita beradaptasi. Cepat dia mendapat cara untuk menggaet pembeli. Ada Sesuatu yang mendesak menunggunya, hingga membuat Gita sangat gesit dan lincah mendatangi setiap pengunjung di pantai itu.

Angin dingin pantai menelusuk mencari celah di pori-pori bajunya. Dua kotak nasi telah terjual, Gita menatap empat kotak jualannyayang tersisa.

Satu demi satu para pengunjung meninggalkan pantai itu, angin pantai malam itu agak kurang bersahabat. Gita mulai menggigit bibirnya, pulangnya beberapa pengunjung baginya adalah malapetaka.

“Bagaimana ta, laku berapa?”, Rani teman Gita berteriak di kejauhan, Gita tidak sendiri. Berlima rupanya mereka di pantai itu dengan jualan yang sama. Berkumpul, Mereka istirahat sejenak di dudukan tangga yang berhadapan dengan laut. Satu lagi kesamaan mereka adalah satu pin yang tersemat di tas, bertuliskan MIPA 08.

“Semoga Inaugurasi kita berhasil ya ta’”, Rani merogoh koceknya menghitung keuntungan yang tidak seberapa. “Semoga”, ucap Gita penuh semangat.

cuma sebuah note....




Baca Selengkapnya..

Disorientasi


Dingin menyergap Heri yang lagi berada dalam tenda doomnya. Sesal muncul sesaat, kenapa harus ke hutan ini. Bagai mimpi, keputusannya siang tadi untuk ke gunung masih terngiang di batinnya. Tanpa tujuan lebih tepatnya. Persiapan yang dibawa pun sangat minim.

Siapa yang menyutujui sikap Heri yang berangkat ke hutan dengan persiapan minim berawal dari tanpa tujuan?, Hmm...kalau dipikir-pikir, dunia ini lebih besar ratusan kali lipat dari hutan tersebut. Lantas apakah tujuan hidup kita?


disorientasi...arrrrrrgh

Sabtu sore, lama ga nulis di halaman ini. Padahal katanya mau belajar nulis. Habis baca kekasih gelapnya kuncoro. Hmm...dalam satu scenenya(mang film), diceritakan tokoh wanitanya bertemu dengan seorang ibu2 melayu lagi mendorong kereta yang memuat anaknya yang berumur 4 tahun. "Bayi seumuran Khalila seharusnya sudah bisa jalan", kata ibunya. Tapi selalu merengek kalau dikeluarkan dari keretanya.

Tokoh wanita tersebut lalu membeli selusin balon gas dan memamerkan di depan kereta Khalila. Terengah-engah khalila memburu balon gas tersebut, tidak terasa sejam akhirnya Khalila sudah lancar berjalan. "Bayi itu bukan pemalas, dia hanya tipe bayi orientasi, yang akan bergerak kalau ada tujuan.."

Hmm..belajar dari bayi berumur empat tahun belajar mengenali tujuan..


Gambar diambil dari:http://www.csse.monash.edu.au/
Baca Selengkapnya..

I have lived in Tamalanrea for 26 years..never leave it even one second, but to travel to others city was just my dream. On one second a chance come to me and I make a decision to catch the chance..Finally I found my self in some cities. Coming with my new desire to learn writing, a mixture occured. Try to write what I feel, see, taste, hear, with not enough experience in writing..

bookOnreading

bookOnreading
"Settingan tahun 1941 di sebuah daerah transmigrasi di Amerika. Dikaki pegunungan Allegheny yang terpencil itu terbentang kota Hyde Bend. Jantungnya adalah sebuah kilang baja; tulangnya, komunitas imigran Polandia yang rapat yang mendiami kota tersebut; dan darahnya, keyakinan Katolik mereka yang keras. Tetapi dalam jiwa kota itu terkubur rapat-rapat sebuah rahasia berbahaya yang mengelilingi kematian seorang pendeta yang sangat dipuja. "

postOn

commentOn

Name :
Web URL :
Message :

chatOnme

dewOnstreet

activityOndisblog


banner angingmammiri
konro soup project /