Maraknya film-film tontonan anak-anak yang tidak mendidik, sebutlah sinchan yang bagi orang dewasa katanya "lucu", patutkah ditiru prilaku sinchan dan ayahnya saat bertemu seorang gadis, selalu saja mereka menyempatkan diri untuk menggoda atau mengganggu dengan berbagai cara "kreatip", dan buat stasiun yang menyiarkannya tersebut bisa termasuk dalam pelanggaran KUHP pasal 281-283, seserius itu kah? setidaknya adat bangsa berbudaya dan norma agama hal tersebut tidak etis.
Sebut saja teletubbis yang sempat menjadi tren tontonan anak-anak. Banyak kritikan terhadap film rekaan Anne Woods dan Andrew Davenport tersebut salah satunya adalah tentang kampanye kaum gay. Film yang pertama kali muncul di Inggris tahun 1995 tersebut akhirnya mulai dikurangi penayangannya karena kritikan-kritikan tersebut. Never too late, Hanya saja patut disayangkan sikap proaktif badan penyiaran Indonesia kepada stasiun-stasiun TV yang menayangkan siaran-siaran yang dikecam diluar (red, Barat) tapi kok ditayangkan di Indonesia ya?
Bagai oase, kemunculan serial kartun dari Malaysia Upin dan Ipin harus kita acungi jempol dan patut ditiru. Film Animasi berdurasi singkat ini memiliki alur cerita yang sangat sederhana tapi penuh nasehat bahkan untuk orang dewasa pun. Misalnya pada episode 01 yang berjudul Sahur, bagaimana ibu upin dan ipin sabar dalam mengajak anak-anaknya bersahur dan menerangkan arti puasa kepada anak-anaknya atau pada episode 12 tentang "Kisah dan tauladan", bagaimana Upin dan Ipin menjadi tauladan di kelasnya karena berpuasa sehari penuh.
Memburu rating dan Mengajar moral etika, apakah dua hal yang berbeda? ini tentu saja pertanyaan bodoh. Memburu rating adalah kerjaan para stasiun TV bagaimana pun caranya (red, menghalalkan segala cara). Dan Mengajar Moral etika adalah kerjaan para guru agama di SD, SMP, SMU ya kan?. Hmm...
betul...betul...betul....
ReplyDeletemantap...mantap...mantap
ReplyDelete