“lagi dimana sih chal?, sedetik tanpa suara.. mama dah nungguin sejam di stasiun, mama kan baru datang di kota ini”, suara seraknya menampakkan kegelisahan, suara dari seorang Ibu yang mengapit tas kecil di ketiaknya, sementara HP nya masih menempel di telinga, meninggalkan lagi sejenak dua buah kardus besar bawaannya di tempat duduknya, mencari kamar kecil. 10 detik…hening, menunggu jawaban di ujung telpon.
“tunggu ya bu…. lagi sibuk, Ichal kuliah neeh, setengah jam lagi deh bu yah”, empat detik ichal menjawab singkat telpon dari ibunya. Dengan tenang, digebernya kembali motor yang tadi dimatikannya, mencari suasana hening sebelum mengangkat telpon dari ibunya.
“yang, kita lanjutin date kita yah”, Ichal meninggalkan tempat itu bersama seseorang yang disayangi dan dicintainya lebih daripada seseorang yang lagi menunggunya sejam 15 menit yang lalu di stasiun.
“Cukup 15 menit untuk melahirkan Malinkundang baru di dunia ini”