Baru saja matahari tertelan tepi lautan Losari. Angin malam berhembus membelai rambut panjang Gita yang membawa seperdua lusin kotak makanan. “Nasi…nasi”, treak Gita menawarkan nasi kotaknya kepada sepasang muda-mudi yang asyik dengan dunianya, Gita tidak peduli. Yang ada di benaknya adalah bagaimana ini malam ia dan teman-temannya bisa mendapat keuntungan.
Dengan berbekal pengalaman melihat para penjual-penjual di Losari, gita beradaptasi. Cepat dia mendapat cara untuk menggaet pembeli. Ada Sesuatu yang mendesak menunggunya, hingga membuat Gita sangat gesit dan lincah mendatangi setiap pengunjung di pantai itu.
Angin dingin pantai menelusuk mencari celah di pori-pori bajunya. Dua kotak nasi telah terjual, Gita menatap empat kotak jualannyayang tersisa.
Satu demi satu para pengunjung meninggalkan pantai itu, angin pantai malam itu agak kurang bersahabat. Gita mulai menggigit bibirnya, pulangnya beberapa pengunjung baginya adalah malapetaka.
“Bagaimana ta, laku berapa?”, Rani teman Gita berteriak di kejauhan, Gita tidak sendiri. Berlima rupanya mereka di pantai itu dengan jualan yang sama. Berkumpul, Mereka istirahat sejenak di dudukan tangga yang berhadapan dengan laut. Satu lagi kesamaan mereka adalah satu pin yang tersemat di tas, bertuliskan MIPA 08.
“Semoga Inaugurasi kita berhasil ya ta’”, Rani merogoh koceknya menghitung keuntungan yang tidak seberapa. “Semoga”, ucap Gita penuh semangat.
cuma sebuah note....
Asslm, kak...bagemana kabarta'..
ReplyDeletekekna lancar ngeblog ma FB nya ini..
Waalekum Salam
ReplyDeleteAlhamdulillah Baek..
Diary Virtual ini lah yang setia dan sabar
mendengar keluhanku....ogah berpaling...