Kulirik jam tangan ini. Terbayang kemarahan temanku yang kemarin kujanji tuk ketemuan. Entah mengapa hati ini gelisah kalo dah janji ama teman yang satu ini trus ga on time. Ugh 15 menit lagi dari waktu yang ditentukan, siaul...mana macet lagi.
Hampir dua tahun meninggalkan kota ini, banyak perubahan di sana-sini. Kawasan tamalanrea yang dulu diplot sebagai kawasan pendidikan, sekarang lihat saja kanan kiri sepanjang jalan perintis, setiap semeternya pasti ada outlet belanja, kek jejeran factory outlet di cihampeulas bandung. Apa Makassar sudah kehabisan lahan yah? kalo lahan untuk para pengusaha-pengusaha malah terkesan dipaksakan tuk diadakan..ah jadi ingat slogan kita, kepentingan pribadi kan harus selalu diutamaken daripada kepentingan umum, ya kan....ups. Hmm jadi ingat SD Sudirman dekat karebosi yang mau direlokasi dengan alasan banyak murid yang pulang sekolah, dipastikan bakal macet di sekitar Jl Jenderal Sudirman. Padahal, jalan ini termasuk jantung Kota Makassar dengan tingkat kepadatan arus kendaraan yang sangat tinggi
Tak ada lagi pohon rindang yang menghalangi terik matahari tuk menguras keringatku yang lagi terjebak macet di daerah yang dulu ku kenal tak mengenal kata macet. Asing di negeri sendiri...10 menit lagi...ugh
Tibalah saya di kemacetan depan sebuah mall yang baru dibangun, masih sejejeran dengan rame outlet tadi, MTOS, Makassar Town Square nama mall itu. Decak kagum tulusku melihat Mall ini, banyak benar perubahan kota ini. Hitung-hitunganku, mall ini ga cukup dua tahun sudah kelar. Kok bisa yah pembangunan lokasi para PK5 malah bisa bertahun-tahun, malah yang ada, baru direncanakan tapi PK5 nya digusur duluan....kota yang aneh. Mana nama Mallnya ga kreatip, latah. Mirip dengan CITOS jakarta atau MATOS Malang. kok jadi menggerutu gini yah...hehe, Andai ga macet tak apelah.. Kukutuk Mall ini jadi batu..eh..
Piiiip..pip..piiiip..sahut-sahutan klakson menghentakku dari lamunan, 6 menit lagi. Yah pasrah keknya telinga ini kena makian temanku. Macet pastilah bukan alasan yang tepat di depan temanku ini. Padahal dia kan juga orang indonesia, yang kukenal dengan jam karetnya. hmm apa yah? gimana kalo "MAAP YAH AKU TELAT KARENA AKU ORANG INDONESIA"..
Kesian 65 tahun merdeka, 100 thn katanya kebangkitan nasional tapi tetap saja dapat cap dengan konotasi negatif dari segala aspek, bahkan hal kecil sekalipun. Dan yg lebih keji idiom atau statement itu keluar dari orang yg juga bagian dari indonesia.
ReplyDeletekayaknya memang orang indonesia menemukan masalah serius dalam hal "mencintai indonesia".
termasuk saya yang suka bawel lihat orang buang sampah sembarangan dan perilaku menyerobot antrian.
jadi inget pidatonya SBY wkt acara kebangkitan nasional di senayan, kita disuruh maju dan mencintai Indonesia. Tapi alasan kuat apa yg melatarbelakangi untuk itu?Terlalu mengawang-awang dan teoritis,alhasil di tataran praktis bingung apa yg harus dilakukan selain menyalahkan apa yg sudah biasa terjadi dan mengatasnamakan "budaya" karena susah diubah.
ahh! pusing :D