Aku, Akal dan hati melepas rindu di suatu sudut teduh berteman kopi menatap sunset di ufuk barat losari.
Dimulailah percakapan dua temanku yang dari jaman baheula kerap bertengkar.
Hati : semua ini diciptakan berpasang-pasangan lho kal..
akal : hmm..maksudnya apa ti?
Hati : iya kal, siang diciptakan beserta malam, pria dan wanita, trus siang dan malam..
akal : kaya dan miskin juga donk ti
Hati : yup..
akal : trus begini ti, apakah keadilan diciptakan hanya tuk orang kaya trus ketidakadilan sebagai pasangan keadilan dihadirkan hanya untuk orang miskin ti?
Hati : hmm..keadilan dan ketidakadilan tidak bisa dinominalkan kal, jangkauan pandang mu sebatas digit, dimatrikskan pun hanya mendapatkan solusi tak terbatas, fana. Maka vonis keadilan manusia mempertimbangkan logis dan tak logis.
(Rona merah memenuhi langit di ufuk barat)..percakapan terhenti sejenak seakan terpana keindahan sunset, hati berhikmah.
Hati : tau ga kal, dahulu kala, Senja seperti inilah yang meruntuhkan keyakinan Ibrahim atas ketuhanan matahari
Akal : hmm..jadi ingat ti..Klo sore pasangannya apa ti?
Hati : kenapa kau bertanya seperti itu kal?
Akal ; katanya semua berpasan-pasangan, klo sore pasangannya apa donk ti?
Hati : Antara Siang ke malam diciptakanlah sore sebagai perantaranya, maka perantara malam ke sianglah yang menjadi pasangannya, apa hayoo kal?
Akal : maksudnya pagi ti?
Hati : yup..Maka pagilah yang meruntuhkan keyakinan Ibrahim atas ketuhanan Bulan.
tampak mengangguk-angguk Akal.
Sayup-sayup bisikan antara pepohonan dan desir ombak menyadarkanku lembut dari menguping percakapan dua sahabatku..........
Hayya Alal falaah....
Kemenangan atas akal ya ti? tanyaku kpd sahabatku ini, dia hanya menjawab..
Hayya Alal falaah...
hmm...sore yang aneh...
No comments:
Post a Comment